IBX5980432E7F390 Masih Layakkah Depok Disebut Kota Belimbing? - Depok Netizen

Masih Layakkah Depok Disebut Kota Belimbing?


Depok Netizen - Pada tanggal 21 Juli 2009, buah Belimbing Dewa secara resmi ditetapkan menjadi ikon Kota Depok. Hal tersebut didasarkan pada jumlah produksi buah Belimbing dari Depok merupakan yang terbesar dibandingkan dari wilayah lain di Jawa Barat. Tidak kurang dari 33 persen kontribusi Depok terhadap total produksi buah belimbing di Jawa Barat. Tidak heran jika kemudian Kota Depok juga mendapat julukan Kota Belimbing.

Belimbing Dewa asal Depok
Belimbing Dewa asal Depok
Hingga tahun 2006, total luas areal perkebunan belimbing di Depok yaitu kurang lebih 135 hektar dengan total tanaman belimbing produktif sebanyak kurang lebih 28 ribu pohon. Satu pohon belimbing mampu menghasilkan buah sebanyak 100 hingga 150 kg. Itu berarti, total produksi belimbing ketika musim panen dapat mencapai hingga 3 ribu ton per tahun.
perkebunan Belimbing Dewa di Depok
Salah satu perkebunan Belimbing Dewa di Depok
Sentra sentra produksi buah Belimbing Dewa di Depok yaitu di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung seperti Kelurahan Tugu serta Kelapa Dua (sebagai sentra produksi Belimbing Dewa, di pertigaan Jalan Kombes Polisi M. Yasin atau dikenal dengan jalan Akses UI terdapat Patung atau Tugu Belimbing), Kelurahan Pondok Cina serta di daerah Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoran Mas dan Kelurahan Pasir Putih Sawangan. Bahkan perkebunan Belimbing yang berada di Kelurahan Pasir Putih, Sawangan, oleh Pemkot Depok dibuat sebagai kawasan Agrowisata Belimbing. Hasil panen buah Belimbing Dewa di Depok tidak hanya dihasilkan dari perkebunan-perkebunan (atau orang lokal Depok menyebutnya dengan "sawah") saja, tapi juga banyak dihasilkan dari pohon-pohon yang ditanam di depan atau pekarangan rumah warga.
Agrowisata Belimbing di Depok yang hanya tinggal kenangan
Agrowisata Belimbing di Depok yang hanya tinggal kenangan
Seiring kemajuan dan perkembangan jaman dan yang pasti karena kebutuhan ekonomi, kini yang dahulunya merupakan perkebunan belimbing telah banyak yang beralih fungsi. Ada yang sudah jadi perumahan, ruko, kios dan lain-lain. Bahkan yang menyedihkan adalah perkebunan yang dijadikan sebagai tempat agrowisata Belimbing di Kelurahan Pasir Putih sudah tidak ada karena sebagian lahan perkebunannya sudah beralih fungsi menjadi perumahan. Menyedihkan memang.

Tidak mengherankan bila kemudian produksi buah Belimbing Dewa merosot tajam. Pada tahun 2015, produksi belimbing dewa di Depok hanya 540 ton per tahun atau 45 ton setiap bulannya. Padahal Belimbing Dewa merupakan varietas belimbing hasil karya petani Depok bernama Bapak H. Usman Mubin dan pernah diakui sebagai salah satu buah unggulan Nasional. Belum lagi program Pemkot Depok pada tahun 2010 yang akan membangun sebuah Sentra Produk Belimbing di kawasan jalan Margonda hingga kini tidak pernah terwujud.
Belimbing Dewa sebagai Ikon Depok kini dipertanyakan
Program Pemkot Depok Tahun 2010

Lalu pertanyaannya, apakah Depok masih layak disebut Kota Belimbing dengan hanya menjadikan belimbing Dewa sebagai ikon?

0 Komentar Untuk "Masih Layakkah Depok Disebut Kota Belimbing?"

Posting Komentar