IBX5980432E7F390 Salah Kaprah Sebutan "Belanda Depok" - Depok Netizen

Salah Kaprah Sebutan "Belanda Depok"


Depok Netizen - Istilah atau sebutan "Belanda Depok" ditujukan kepada keturunan 12 marga dari mantan budak seorang tuan tanah Belanda di Depok yang bernama Cornelis Chastelein. Para keluarga keturunan 12 marga ini sebagian besar tinggal di kawasan yang dahulu dikenal sebagai kawasan Depok Lama (Jalan Pemuda, Lapangan Kamboja dan sekitarnya) dan juga diluar kawasan tersebut serta sebagian ada yang memilih tinggal di Belanda ketika terjadi revolusi Kemerdekaan Indonesia.
Kaum Depok yang lebih dikenal sebagai Belanda Depok
Kaum Depok yang lebih dikenal sebagai Belanda Depok


Nama 12 marga tersebut diberikan oleh Cornelis Chastelein atas saran seorang tokoh agama kristen bernama Baprima Lucan dan memang hampir semuanya berbau "Belanda".  Ke-12 marga tersebut yaitu :
  1. Jonathans
  2. Laurens
  3. Leander
  4. Loen
  5. Bacas
  6. Isakh
  7. Samuel
  8. Jacob
  9. Joseph
  10. Tholense
  11. Zadokh
  12. Soedira
Dari 12 marga tersebut, hanya nama Soedira yang tidak berbau "Belanda" atau asing dan dari ke-12 marga tersebut pula, hanya marga Zadokh yang telah hilang karena tidak ada nya keturunan laki-laki dari marga tersebut sehingga kini hanya ada 11 marga keturunan. Para penyandang marga ini adalah laki-laki, sehingga bila keturunannya tidak terdapat laki-laki maka terputuslah marga tersebut.

Ada dua pendapat tentang munculnya istilah atau sebutan "Belanda Depok":
  1. Yang pertama, kemungkinan disebabkan karena nama marga mereka yang berbau Belanda dan juga para keluarga 12 Marga tersebut dahulunya dalam keseharian memang banyak yang menggunakan bahasa Belanda untuk berkomunikasi, selain itu kemungkinan adanya keturunan keluarga 11 marga yang menikah dengan orang Belanda dan melahirkan keturunan berikutnya yang perawakannya (fisiknya) mirip dengan orang Belanda. Anak-anak keturunan 11 marga ini dahulu banyak yang sekolah di Batavia (Jakarta) dengan menggunakan transportasi kereta api. Tak heran bila kemudian perawakan mereka dan bahasa yang mereka gunakan dilihat para penumpang kereta lainnya yang kebanyakan para pribumi. 
  2. Yang kedua, istilah Belanda Depok muncul setelah revolusi kemerdekaan sebagai olok-olok dari warga pribumi lokal kepada 12 marga mantan budak dan keturunannya karena gaya hidup mereka yang ke-Belandaan dan kesenjangan ekonomi yang begitu lebar. Dampak kesenjangan ekonomi tersebut akhirnya memicu pengusiran orang-orang Belanda Depok keluar dari Depok pada peristiwa yang disebut "Gedoran Depok".
Para budak Cornelis Chastelein tersebut dahulunya memang orang Indonesia asli yang didatangkan dari daerah di Indonesia seperti Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali. Maka dari itu, para keturunan keluarga 11 marga ini menolak untuk disebut sebagai "Belanda Depok". Walaupun mereka sempat kehilangan identitas kesukuan karena nama pemberian, bahasa, dan tradisi dalam keseharian, tapi mereka lebih suka disebut sebagai "Kaoem Depok" atau "Kaum Depok" karena mereka memang keturunan orang Indonesia. Selain itu, banyak keturunan mereka yang kini tidak mengerti lagi dan bahkan tidak bisa berbahasa Belanda.

Para Kaum Depok ini mempunyai suatu yayasan bernama Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) yang bertugas menjaga dan melindungi seluruh warisan Cornelis Chastelein. YLCC sering dikunjungi para keluarga dari Belanda yang mencari silsilah keluarganya yang pernah tinggal di Depok.


0 Komentar Untuk "Salah Kaprah Sebutan "Belanda Depok""

Posting Komentar