IBX5980432E7F390 Nurrohim dan Sekolah Master, Depok - Depok Netizen

Nurrohim dan Sekolah Master, Depok


Depok netizen - Bila Anda ke Terminal Margonda, Depok, di belakang terminal dekat masjid terdapat sebuah sekolah bagi anak-anak jalanan dan kaum dhuafa. Sekolah tersebut bernama Sekolah Master yang merupakan singkatan dari Masjid Terminal. Nama sekolah Master yang berdiri pada tahun 2000 ini menjadi terkenal ketika para "murid" sekolah ini mendapatkan beasiswa ke luar negari seperti Afrika Selatan, Mesir dan Arab Saudi. Sekolah ini banyak mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan pendiri sekolah ini sering mendapatkan kesempatan tampil pada beberapa acara televisi untuk berbagi kisah.


Depok Netizen - Sekolah Master, Terminal Depok
Sekolah Master, Terminal Depok


Dibalik tenarnya nama Master, ada seorang sosok pendiri yang sangat sederhana bernama Nurrohim. Ia bukan orang asli atau kelahiran Depok, tapi ia lahir di Tegal, Jawa Tengah tempat orang tuanya pada tanggal 3 Juli 1971. Kemudian dibawa orang tuanya merantau ke Jakarta tepatnya di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk berdagang kecil-kecilan. Di sanalah masa kecil Nurrohim dihabiskan yang banyak berteman dengan para pengamen jalanan, tukang semir sepatu, timer angkutan umum hingga tukang copet dan pecandu narkoba.
Depok Netizen - Sosok Nurrohim pendiri Sekolah Master, Depok
Sosok Nurrohim pendiri Sekolah Master, Depok

Melihat pergaulan Nurrohim, orang tuanya yang tidak ingin Nurrohim terpengaruh hal buruk akibat pergaulannya kemudian mengirim Nurrohim muda untuk mondok di pesantren. Jadilah kemudian ia mondok di pesantren Mahad, Mahaditaulabah, Tegal. Saat mondok di pesantren, Nurrohim dikenal sebagai santri nakal dan sering mendapat peringatan dari gurunya. Ia juga sering didoakan gurunya, agar Nurrohim menjadi guru dan memiliki banyak murid yang nakal. Doa guru-guru terkabul.


Singkat cerita, ketika ia membuka warung makan dan warung yang lokasinya berada di belakang masjid terminal, Masjid Al-Muttaqien. Di masjid ini sering dijadikan tempat singgah para supir angkutan kota (angkot), anak jalanan, pengamen hingga copet dan lain-lain. Melihat anak-anak jalanan yang sering singgah di masjid dan harus mengeluarkan uang untuk mandi di pemandian umum, Nurrohim tergerak hatinya dengan mendirikan tempat mandi gratis bagi mereka. Langkah selanjutnya, Nurrohim kemudian membuat komunitas bagi anak jalanan dengan tujuan agar anak-anak jalanan mempunyai kegiatan positif seperti kegiatan belajar pada siang hari di hari Sabtu dan Minggu. Komunitas ini kemudian mendapatkan dukungan dari warga sekitar, hingga komunitas ini diberi nama Master. Seiring waktu, kegiatan belajar mengajar di komunitas Master bertambah tidak hanya pada Sabtu-Minggu, tapi juga hari Jumat yang dibantu oleh beberapa relawan.

Pada tahun 2000, Nurrohim melalui Yayasan Bina Insan Mandiri mendirikan sekolah gratis yang menampung anak jalanan dan kaum dhuafa, dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA. Sekolah ini diberi nama sama dengan nama awal komunitas, Sekolah Master. Setelah mendapat izin dari Pemerintah Kota Depok pada saat itu, sekolah ini dibangun di belakang dekat masjid terminal dengan beberapa ruang kelas sederhana. Hingga kini tidak kurang dari 2500 siswa yang belajar di Sekolah ini.


Pada tahun 2015, sebanyak 12 ruang kelas dari jumlah kelas keseluruhan sebanyak 25 kelas sekolah Master terkena pembongkaran karena adanya rencana pembangunan Terminal Terpadu Margonda. Sampai saat ini, belum diperoleh informasi mengenai rencana relokasi sekolah Master dibongkar untuk keperluan pembangunan terminal tersebut. Sangat disayangkan memang.

0 Komentar Untuk "Nurrohim dan Sekolah Master, Depok"

Posting Komentar